“tugas 1 lingkungan hidup irine francisca margareta”

LINGKUNGAN HIDUPKU SELAMA 18 TAHUN

Saya terlahir di kota sejuk nan indah, di kota yang tersedia banyak tempat wisata, di Kota Wisata Batu. Saya lahir pada tanggal 11 Juli 1994, terlahir dengan nama Irine Fransisca Margareta yang berarti  mutiara indah yang membawa damai, saya  lahir di lingkungan keluarga yang sederhana namun menyenangkan. Saya anak bungsu dari tiga bersaudara, ibu saya bernama Suliami, beliau seorang penjahit sekaligus ibu rumah tangga, usia beliau sekitar akhir 40 tahunan. Ayah saya bernama Suwoto, beliau seorang wiraswasta yang membuka usaha bengkel cat mobil dan usia beliau sekitar 50 tahunan. Saya memiliki 2 orang kakak, 1 kakak perempuan dan 1 kakak laki-laki. Kakak perempuan saya bernama Niken Vinardo, dia berusia 24 tahun, bekerja sebagai wirausaha tepatnya di bidang jasa penjahitan, sedangkan kakak laki-laki saya bernama Gloria Ervando, berusia 19 tahun, masih menempuh pendidikan di salah satu universitas di kota Malang. Rumah saya terletak di jl. Pattimura GG 7/13 Batu-Malang.

Di rumah, bapak memelihara atau bisa di bilang beternak ayam dan beberapa kambing. Setiap pagi hari atau sore hari bapak pergi untuk meremput di sawah. Setiap kali bapak pergi merumput, bapak selalu memakai kaus lengan panjang dan celana panjang untuk melindungi tubuhnya dari sengatan matahari yang terik, serangga dan untuk melindungi kulit dari tumbuhan atau semak yang berduri dan gatal bila terkena permukaan kulit, bapak juga memakai sepatu dan topi saat merumput, tapi sayangnya bapak tak pernah mau memakai sarung tangan alhasil beberapa kali tangan bapak terkena sabit saat merumput. Di saat membersihkan kandang ayam dan kambing bapak juga tidak memakai masker untuk melindungi pernafasan dari bau yang menyengat yang di timbulkan dari kotoran hewan ternak tersebut serta sarung tangan, bapak hanya memakai perlengkapan seadanya dan tiap kali selesai pemakaian bapak jarang sekali membersihkan alat-alat tersebut. Perlengkapan alat-alat makan ayam pun juga jarang di cuci, seperti tempat makan dan wadah minumnya, tempat pembesaran anak ayam juga hanya memakai kardus dan hanya beberapa minggu sekali kardus itu di ganti. Bapak pernah berhenti beternak ayam di saat gencarnya berita virus fluburung. Di rumah juga terdapat kolam ikan berisikan beberapa ikan lele, dulu kami sering bergotong-royong untuk membersihakan kolam tiap 1 bulan 2 kali namun sekarang kolam itu jarang di bersihkan hanya membuang separuh airnya dan menggantinya dengan air yang baru, hal itu pun juga jarang di lakukan alhasil kolam ikan menjadi sangat keruh sampai ikannya tak terlihat.

Selain beternak, bapak juga membuka usaha bengkel cat di halaman depan rumah. Bengkel ini sudah berdiri sekitar 25 tahun yang lalu. Keadaan bengkel bapak sederhana, beratapkan seng tanpa ada tanda peringatan bahaya yang menyangkut tentang K3 sedikitpun, mungkin ini disebabkan karena bengkel bapak yang bisa di bilang cukup kecil. Saat bapak bekerja, baik saat mengecat mobil ataupun menggosok body mobil beliau jarang memakai masker dengan alasan risih padahal debu cat atau bedu yang di hasilkan saat menggosok mobil sangat menggangu pernafasan, tak jarang asma bapak pun kambuh. Untuk tempat penyimpanan peralatan bengkel seperti mur-baut bapak menyediakan kaleng, untuk bor sudah di sediakan kotak tersendiri namun kebiasaan bapak adalah setiap selesai pemakaian beliau jarang membersihkannya seperti alat untuk mengecat sehingga kebersihannya kurang terjaga kadang barang-barang kecil seperti mur-baut pun berserakan dan tak di bereskan sesuai tempatnya maka tak jarang barang-barang itu sering hilang atupun rusak. Dulu bapak memiliki 2 orang pekerja tetap namun sekarang hanya ada 1 pekerja, bapak tidak menyediakan jaminan kesehatan bagi pekerjanya juga tidak menyediakan makan saat istirahat, beliau juga tidak menyediakan alat pelindung diri seperti masker bagi pekerjanya.

GambarGambargambar bengkel

Selain bapak yang membuka usaha bengkel, kakak perempuan saya juga membuka usaha jasa penjahiatan, sekarang kakak hanya bekerja sendiri tapi kadang ibu turut membantu ketika kakak sedang sibuk atau keteteran. Berbeda dengan bapak, lingkungan tempat usaha kakak lebih tertata, rapi dan bersih di bandingkan dengan bengkel bapak. Di usaha kakak saya, sisa-sisa kain di kumpulkan di dalam karung dan di simpan di pojok ruangan agar tidak menggangu saat bekerja, penyimpanan kain yang akan di potong di tempatkan dilemari dan untuk baju yang sudah jadi di termpatkan di lemari yang lain. Lingkungan usaha kakak di lengkapi dengan meja potong di sisi kiri, 3 mesin jahit dan 1 mesin obras di sisi kanan, meja setrika dan kaca besar di sisi dalam dan ruang tamu. Di meja potong tersedia rak untuk menyimpan buku model, nota dan kertas pola tersedia juga tempat pensil untuk meletakkan alat-alat pembuatan pola dan memotong. Untuk penggaris dan gantungan baju di gantung di dinding dekat meja potong, penyimpanan pola di letakan di dalm kardus di sisi bawah meja potong. Untuk ergonomi tempat kerjanya baik hanya saja tempat duduknya kurang tinggi sedikit dan ada beberpa kursi tanpa sandaran yang menyebabkan kurang nyaman saat bekerja karena tak dapat bersandar. Secara keseluruhan tempat kerja kakak saya cukup baik.

GambarGambarGambargambar lingkungan kerja

Keadaan rumah saya tak berubin hanya berlapis semen halus dan beratapkan asbes. Di rumah saya kabel-kabel bergelantungan dan saling berhubung.

GambarGambarGambar

Di rumah juga tidak tersedia perlengkapan atau kotak P3K, jadi saat ada yang terluka akibat kerja tak ada cadangan obat. Ventilasai di rumah saya sangat memadai, tersedia 2 kaca besar dan 1 pintu berlapis kawat yang membebaskan udar keluar masuk, di bagian dapur juga terdapat ventilasi yang memadai karena dapur di rumah kami bisa di bilang dapur yang terbuka sehingga udara bisa keluar masuk dengan bebas.

MASA BALITA

Sewaktu saya masih balita sekitar usia 3 bulan, saya dirawat oleh nenek karena ibu tak dapat merawat saya. Orang tua saya mengalami kecelakaan lalu lintas sewaktu saya masih balita. Ibu dan bapak mengalami tabrakan dengan mobil sedan di sekitar wilayah kota Malang ketika mereka berdua dalam perjalanan pulang dari kerja, karena pada waktu itu ibu masih bekerja ikut orang. Saat kejadian itu terjadi, ibu terpental dari sepeda dan tubuhnya terlempar ke dalam sebuah selokan dan ibu mengalami luka sekaligus patah tulang pada kaki kirinya. Ibu mengeluarkan banyak darah dan orang-orang hanya membalut luka ibu dengan kantong plastik seadanya, entah dari mana asal kantong plastik itu. Dan bapak juga mengalami luka, luka yang tak cukup serius dan pada waktu itu bapak juga sempat pingsan. Mereka berdua segera di larikan ke Rumah Sakit dan setibanya di rumah sakit orang tua saya tidak segera di tangani dengan alasan harus menyelesaikan adminitrasinya dahulu. Karena keterlambatan ini alhasil kaki kiri ibu saya harus di amputasi karena kakinya sudah terinfeksi kuman dari air sekolan dan dari kantong plastik yang di gunakan untuk membalut luka beliau. Sedangkan bapak harus merasakan beberapa jahitan di betis kanannya. Kedua orang tua saya harus di rawat di Rumah Sakit selama beberapa bulan sampai kondisinya benar-benar pulih terutama ibu saya. Sekarang keadaan orang tua saya sudah sangat baik dan sekarang ibu saya memakai kaki palsu untuk membantu dalam berjalan.

MASA KANAK-KANAK

Saya masuk sekolah Taman Kanak-kanak pada usia 5 tahun. Saya bersekolah di sekolah swasta, satu sekolah dengan kedua kakak saya. Setiap berangkat sekolah saya berjalan kaki dengan kedua kakak saya dan ketika pulang kami dijemput oleh bapak dan ibu memakai Vespa hitam kesayangan bapak. Semasa TK setiap kali istirahat kami para murid di beri makan siang, setiap hari menu makannya berubah dan selalu enak serta di temani dengan segelas teh hangat. Para guru TK saya tak pernah menginjinkan para muridnya jajan di luar sekolah maka dari itu setiap kali istirahat kami di beri makan dari sekolah. Lingkungan sekolah TK sangat menyenangkan ada beberapa permainan di halaman sekolah seperti jungkat jungkit, ayunan dan papan seluncur yang di hiasi dengan berbagai macam warna cerah, di dinding sekolah juga di gambar macam-macam gambar., bangku dan meja sekolah juga berwarna-warni dan nyaman di gunakan karena sesuai dengan postur tubuh saya saat itu, tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu rendah.

MASA SD

Saya masuk Sekolah Dasar ketika berumur 6 tahun. Saya masih tetap menjalani rutinitas seperti masa sekolah di Taman Kanak-kanak dulu, berangkat jalan kaki dengan kedua kakak saya, tapi terkadang bapak juga mengantar kami kesekolah dengan Vespa hitamnya. Sekolah baru teman baru dan lingkungan baru, sudah berbeda dengan lingkungan TK dulu, tak lagi ada makan siang saat istirahat dan segelas teh hangat yang menemani, sekarang tiap kali jam istirahat, saya di temani bekal yang di bawakan ibu saya. Tak lagi ada bangku dan kursi warna-warni yang ada hanya bangku dan meja panjang untuk 2 orang penghuni berwarna coklat, bangku dan meja yang cukup tinggi untuk anak yang baru saja lulus dari Taman Kanak-kanak. Suasana yang berbeda dan seragam yang berbeda, namun di kelasa masih ada hiasan gambar-gambar hasil lukisan tangan dan origami burung warna-warni yang bergelantungan di langit-langit kelas, cat dinding cerah yang menyegarkan mata. Setiap ruang kelas tersedia ventilasi dan pencahayaan yang cukup, di depan semua ruang kelas terdapat taman kecil atau setidaknya terdapat kumpulan pot-pot bunga. Di setiap kelas juga tersedia peralatan untuk membersihkan kelas tapi tak jarang peralatan tersebut pindah ke ruang kelas lain atau pun patah karena di pakai untuk bemain anak laki-laki. Keadaan kamar mandi pada saat itu kurang memuaskan karena sedikit tidak terawat, cat dindingnya yang sudah kusam, ada washtefell yang sudah rusak dan tak terpakai, dan bagian bawah pintu kamar mandi yang lapuk, keadaan ini menyebabkan kamar mandi terlihat kotor. Tapi beberapa tahun kemudian kamar mandi mulai di benahi, di cat dan di perbaharui ubinnya sehingga terlihat lebih segar dan bersih. Di sekolah juga tersedia UKS, terletak di sebelah ruang guru. Di dalam UKS terdapat alat pengukur tinggi, penimbang berat badan, 2 tempat tidur serta kotak P3K.

Pada saat kelas 6 SD, menjelang UNAS setiap hari kami mengadakan doa dan ibadah, banyak penambahan jam pelajaran untuk persiapan ujian dan selama UNAS berlangsung, sebelum kami ujian kami berdoa bersama dahulu dan kami di beri konsumsi serta minum susu hangat begitu juga ketika ujian berakhir, hal ini berlangsung selama UNAS berlangsung.

MASA SMP

Saya bersekolah di sekolah swasta yang masih satu yayasan dengan sekolah TK dan SD yang saya tempati dulu. Saya menjalani sekolah di tingkat SMP selama 3 tahun. Sekolah yang baru pasti juga membawa teman-teman yang baru dan lingkungan baru yang akan membawa dampak lebih besar akan perrtumbuhan mental serta pergaulan. Lingkungan sekolah SMP saya tergolong lingkungan yang asri karena di depan kelas terdapat taman berumput hijau dan beberapa pepohonan yang tinggi dan besar sehingga memberikan kesan sejuk dan asri. Tak jarang ada beberapa guru yang melakukan kegiatan pembelajaran di taman tersebut, seperti pelajaran bahasa Indonesia dan seni rupa. Semua ruang kelas di cat warna cerah dan setiap ruang memiliki ventilasi yang cukup, terdapat 2 jendela besar di bagian sisi atas dan beberapa jendela kecil di sisi lainnya. Sekolah ini memilki fasilitas perpustakaan, lapangan yang cukup luas, taman sekolah, kantin, green house dan UKS. Perpustakaannya tak terlalu besar tapi juga tak terlalu sempit, tersedia buku akademik maupun non akademik, di sana juga tersedia sebuah permaianan yaitu scrable. Kantin di sekolah ini terjaga kebersihannya, terdapat peralatan kebersihan yang memadai, kantin ini menyediakan makanan ringan serta mie instan, kebersihan dalam penyajian makanan cukup terjaga hanya saja saat merebus mie instan air yang di pakai jarang di ganti setelah berapa kali perebusan. Di dalam UKS tersedia peralatan P3K, alat timbang berat badan dan alat ukur peninggi badan serta 2 tempat tidur.

Saat kelas 3, saya lebih sering pulang sore karena ada jam pelajaran tambahan untuk persiapan UNAS, apa lagi di saat menjelang UNAS dan hari di mana ujian berlangsung, setiap sore kami mrngikuti pelajaran tambahan dan pulang di malam hari. Saat tiba hari ujian sekolah menyediakan konsumsi susu panas untuk semua murid dan melaksanakan doa bersama sebelum ujian berlangsung. Ujian berlangsung selama 4 hari dan setelah ujian telah usai kami mulai di sibukan dengan persiapan wisuda sembari menunggu waktu pengumuman ujian. Dan hasil yang kami tunggu telah datang kami lulus dengan nilai yang cukup memuaskan, namun ada teman-teman yang masih belum berhasil dalam menempuh ujian ini.

MASA SMK

Setelah lulus dari tingkat SMP saya masuk ke Sekolah Kejuruan atau SMK dan masuk ke dalam jurusan tata busana. Saya masuk jurusan ini karena terpaksa, orang tua saya menginginkan saya masuk SMK dan memaksa saya masuk ke jurusan tata busana. Sebernanya saya ingin masuk SMA dan memilih kelas IPA setelah itu melanjutkan ke universiatas FMIPA dengan prodi Pendidikan Biologi, namun orang tua saya sama sekali tak mengijinkan dengan alasan carilah sekolah yang bisa membekalimu dengan keterampilan sehingga ketika lulus sudah langsung dapat bekerja. Akhirnya mau tak mau saya harus menekuni bidang ini walau setengah hati dan tak jarang rasa bosan dan jenuh menghinggapi saya.

Bangunan sekolah saya mengalami ‘pertumbuhan ke atas’, setiap tahun sekolah saya membangun ruang kelas baru guna memenuhi jumlah murid yang setiap tahunnya mengalami peningkatan kuantitas. Di sekolah ini jam masuk sekolah di bagi 2, masuk pagi pukul 06.30 dan masuk siang pukul 12.00. Ada 2 ruang pembelajaran untuk kami yaitu ruang teori dan ruang praktek. Di dalam ruang praktek jurusan tata busana terdapat mesin jahit berjumlah sekitar 16 buah yang di letakkan sekeliling ruangan dan di wilayah tengah di isi meja potong sekaligus meja untuk kami belajar. Ukuran meja potong ini sudah sesuai dengan ketentuan, namun sayangnya bangku di ruang ini tidak seimbang dengan kondisi meja yang bisa di bilang cukup tinggi sehingga tekadang kami merasakan ketidak nyamanan. Di dalam ruang praktek ini terdapat 2 buah kipas angin di langit-langitnya dan masih di lengkapi dengan ventilasi di setiap sisi ruangan, pencahayaan di ruangan ini mengandalkan bola lampu, kami selalu di anjurkan dan di ingatkan untuk rajin membersihkan ruangan dan menyimpan semua perlatan setelah selesai di gunakan, dan setiap ruangan di lengkapi dengan APAR untuk berjaga-jaga bila terjadi kebakaran.

Di kelas 2 SMK saya melaksanakan praktek di industri, saya di tempatkan di Tailor khusus jas. Tailor ini memiliki 4 pegawai wanita yang tinggal disana dan 1 pegawai laki-laki yang sudah senior, kami bekerja selama 9 jam mulai dari jam 7 samapai jam 4 sore, dan istirahat jam 12, kami mendapatkan konsumsi daripemilik usaha. Situasi lingkungan kerja ini cukup menegangkan karena istri dari pemilik usaha tidak suka jika kami ramai atau hanya sekedar becanada alhasil tak jarang saya dan teman saya sering mendapat teguran karena terlalu ramai dan istri beliau terkesan tak ramah. Usaha ini memilki ventilasi yang memadai dan penerangan di tempat ini mengandalkan sinar matahari. Disana terdapat juga peralatan kebersihan yang lengkap setiap sore kami bergantian untuk membersihkan ruangan.

Di tingkat 3SMK kami memiliki kelas baru dan suasana kelas yang baru, setiap hari kami belajar di kelas ini. Kelas yang baru kami tempati ini memiliki 24 buah mesin jahit industri, beberapa mesin obras yang di letakan di sisi sebelah kiri ruangan. Dan sebelah kanan kelas di penuhi dengan meja dan kursi untuk kami belajar dan memotong bahan, kursi di ruangan ini tidak memiliki sandaran sehingga membuat tak nyaman. Kelas ini di lengkapi dengan 5 buah kipas angin, 1 buah airgosh di langit-langit kelas, peralatan menjahit seperti setrika. Keadaan setrika di kelas ini ada yang masih bisa di pakai dengan baik, ada yang sudah tidak bisa di atur suhunya sehingga pernah kejadian bahan pakaian teman saya terbakar. Ruang ini memiliki jendela kaca untuk sirkulasi udara namun jendela itu kini tertuutup dengan bangunan untuk kelas baru. Ruang kelas ini cukup sesak karena banyaknya mesin-mesin besar dan beberapa lemari penyimpanan di sudut ruanagan, saat semua mesin di operasikan timbullah kebisingan di dalam kelas. Selama kelas 3 kami selalu menempati kelas ini tapi di semester akhir kami pindah ke ruang teori, ruang teori terletak di lantai 3, jadi ruang ini selalu sejuk di lengkapi dengan ventilasi di kedua sisi kelas dan pencahayaan ruang hanya mengandalkan sinar matahari, setiap ruangan memiliki peralatan kebersihan tapi tak pernah di gunakan dengan maksimal, jarang sekali ruang teori terlihat bersih tanpa sampah yang berserakan di lantai maupun di laci meja, jadi setiap mau memakai ruang kami harus membersihkannya terlebih dulu.

Tentang k3tium

sehat dan bersemangat
Pos ini dipublikasikan di Dwi Astuti Sih Apsari dan tag , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar