Tugas 3 Serba Serbi K3 TI

Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja (K3) dalam Tata Busana
Disini saya akan menjelaskan tentang K3 dalam tata busana. Saya menulis informasi ini dari foto copyan yang diberikan oleh guru saya ketika saya masih kelas 1 SMK, saya tidak tahu nama sumbernya dikarenakan tidak ada tulisan sumbernya pada foto copyan yang saya terima ini. Sedikitnya informasi di internet dan susahnya mencari bukunya juga menjadi alasan saya menulis artikel ini untuk membantu semua orang yang ingin mengetahui K3 dalam tata busana.
Pengertian Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja
Kesehatan kerja
Adalah suatu upaya untuk menjaga kesehatan pekerja dan mencegah pencemaran disekitar tempat kerjanya (masyarakat dan lingkungannya).
Keselamatan Kerja
Upaya agar selamat di tempat kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan, termasuk juga untuk menyelamatkan peralatan serta hasil prouksinya.
Keamanan
Adalah upaya agar pekerja merasa tentram dan aman ditempat kerjanya.
Tujuan K3 dalam bekerja serta ruang lingkupnya
a.    Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
b.    Menjamin keselamatan dan kesehatan orang lain yang berada di tempat dan disekitar
pekerjaan itu.
c.    Menjamin terpeliharanya sumber produksi dan pendayagunaan secara aman, efisien
dan efektif.
d.    Menjaga keamanan hasil produksi.

Undang-undang ketenaga kerjaan
UU No. 14 tahun 1969 pasal 9 mengutarakan bahwa: “Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan moral agama“, UU No 1 tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja, UU tahun 1947-1957 tentang kecelakaan kerja, dan UU tahun 1948-1951 tentang kerja.
Memahami hal-hal yang berkaitan dengan keamanan
Peringatan bahaya di bawah ini harus selalu diperhatikan di area kerja.
Pengawasan     :Tidak diperkenankan mengoperasikan mesin tanpa pengawasan.
Sepatu              :Sepatu yang sesuai (tumit rendah, tertutup) harus digunakan di area kerja
sepanjang waktu demi pengendalian dan keamanan diri. Jangan pernah
dalam kondisi apapun mengoperasikan mesin tanpa alas kaki.
Rambut            :Rambut yang panjang harus didikat ke belakang. Bila rambut kurang
panjang untuk diikat, gunakan jepit untuk mencegah rambut jatuh ke
bawah.
Pakaian            :Pakailah pakaian yang pas/tidak terlalu longgar, terutama di daerah lengan. Jangan memakai dasi/pita.
Perhiasan        :Dilarang memakai kaung yang panjang. Tidak dianjurkan memakai cincin, gelang.
Kuku Jari         :Tidak boleh terlalu panjang.
Jari                   :Jauhkan jari dari jarum mesin dan bagian-bagian yang bergerak.
Tangan            :Bila memakai tangan untuk memutar roda mesin agar seimbang, janganlah memakai jari tetapi memakai telapak tangan.
Memasang Benang pada Mesin    :Matikan mesin dan kaki diangkat dari pedal ketika memasang benang, jarum/sekoci.
Penanganan Kain    :Pemasukan kain untuk dijahit ke dalam mesin harus dari samping sepatu menggunakan jari-jari tangan bukan dari depannya.
Pedal                  :Harus selalu diingat bahwa pedal juga merupakan rem. Menekan bagian belakang pedal dengan tumit akan menghentikan mesin.
Meninggalkan Mesin    :Selalu matikan mesi bila sedang tidak digunakan.
Kebisinggan      :Jangan membuat suara keras/gerakan mendadak yang dapat mengejutkan orang lain yang sedang mengoperasikan mesin, karena dapat menimbulkan kecelakaan.
Kecelakaan       :Jangan panik jika terjadi kecelakaan. Beritahu orang terdekat agar dapat mencarikan bantuan.
Kerusakan Mesin    :Segera beri tahu fasilitator bila terjadi kerusakan/ketidak beresan kerja mesin.
Kerapihan dan Kebersihan    :Jangan meninggalkan sisa-sisa potongan kain di lantai.
Sikap dan Kebiasaan               :Selalu bertindak dengan penuh tanggung jawab. Mesin-mesin industri sangatlah berbahaya.
Makanan dan Minuman         :Jangan membawa makanan dan minuman di area kerja.

Pengertian Bahaya
Bahaya adalah sumber potensial kerusakan/kerugian atau merupakan situasi yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian. Setiap industri memiliki potensi akan terjadinya bahaya dan kecelakaan kerja. Namun demikian peraturan telah meminta agar setiap industri mengantisipasi dan meminimalkan bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan/terancamnya keselamatan seseorang baik yang ada di lingkungan industriitu sendiri ataupun bagi masyarakat disekitar industri.
Jenis-Jenis Bahaya
a.    Bahaya fisik              : kebisingan, vibrasi, temperatur
b.    Bahaya kimia           : korosif, oksidasi, karsigonesitas, ledakan
c.    Bahaya biologi          : yang disebabkan oleh virus, jamur, bakteri
d.    Bahaya ergonomi    : tata letak
e.    Bahaya psikologi      : stress kerja, beban kerja

Penggolongan Bahaya
Bahaya ditempat kerja dibagi menjadi 4 kategori:
Mesin dan peralatan
Mesin tanpa alat pelindung, penggunaan peralatan yang tidak tepat, peralatan yang desainnya kurang tepat dan tidak berada dalam kondisi baik, peralatan yang mempunyai bagian yang tajam, peralatan dngan hubungn listrik yang salah.
Lingkungan kerja fisik
Lantai yang tidak licin/rata, area tempat berjalan yang kotor, ketidak rapihan dan ketidak bersihan, jalan keluar yang terhallang, kebisingan yang mengganggu, penerangan yang tidak memadai, kualitas udara dan ventilasi yang buruk, udara yang terlalu panas/dingin, berdebu, berasap, bau.
Pekerja dan tugasnya
Kelelahan, stress, kurang berpengalaman, semangat kerja, diskriminasi, pelecehan, pertambahan jam kerja tanpa istirahat yang cukup, gerakan pindah yang berulang, posisi kerja, dan cara mengangkat barang yang tidak benar.
Organisasi
Kurangnya kebijakan dan prosedur mengenai keselamatan dan kesehatan kerjayang sesuai, pelatihan yang memadai, jadwal latihan yan tidak sesuai.
Mengetahui Situasi yang Dapat Menimbulkan Bahaya
Hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya:
a.    Hubungan pendek (short-circuit)

2012-12-15 23.08.20

b.    Pembesaran pengamanan sekring

2012-12-15 23.08.12

c.    Penggandengan beberapa stop kontak dapat menimbulkan kebakaran

2012-12-15 23.07.56

d.    Kabel/kawat terbuka dapat tersengat arus listrik

2012-12-15 23.08.20

e.    Pengabaian fungsi pentanahan (ARDE)

2012-12-15 23.07.23

f.    Tanpa isolasi

2012-12-15 23.07.01

g.    Tindakan ceroboh

2012-12-15 23.06.49

h.    Penyimpanan peralatan yang tidak pada tempatnya

2012-12-15 23.06.19

i.    Licin, terpeleset, dan jatuh karena lantai yang becek dan berminyak, terutama bila penerangannya tidak memadai
j.    Bahaya kebakaran yang dapat ditimbulkan dari sisa produk/bahan yang tidak disimpan dengan baik
k.    Potongan-potongan dari sisa kain, barang yang dibawa dari gudang
l.    Resiko keselamatan yang timbul dari debu dan api/udara panas
Posisi Tubuh Ketika Mengoperasikan Mesin Jahit
Bila mengoperasikan mesin jahit industri, yang paling penting untuk diperhatikan adalah posisi tubuh. Desain dan penyesuaian area kerja yang benar dapat meminimalkan masalah dalam sikap tubuh yang tidak benar. Kesesuaian temppat duduk, tinggi bangku, dan posisi pengendali mesin harus lebih diperhatikan.
Penyesuaian Tempat Duduk
Posisi duduk yang benar dapat membuat dan mempertahankan sikap tubuh yang sempurna dan tersangga dengan baik sehingga tidak ada otot yang tegang dan nyeri. Kursi harus disesuaikan dengan cara duduk operator pada mesin dengan kaki tepat di atas pedal. Kursi yang disesuaikan dengan benar akan menghilangkan tekanan dari bagian depan kursi pada bagian bawah pinggang. Sandaran kursi harus berada pada posisi vertikal untuk menyangga punggung dan tinggi kursi juga disesuaikan sehingga menyangga tulang belakang bagian pinggang dengan baik.

2012-12-15 23.40.28

Tinggi Meja Kerja
Untuk mencegah operator mesin mengalami sakit leher, bahu dan otot punggung (disebabkan karena selalu menaikkan lengannya) maka jarak antara permukaan meja atau tempat duduk hendaknya setinggi 25-30 cm di atas tempat duduk. Jarak mata ke komponen pakaian yang dijahit harus 38-40 cm. Ini memungkinkan lengan bagian atas hampir vertikal. Bila meja kerja terlalu rendah, maka gerakan tangan menjadi terbatas dan dapat menyebabkan sakit punggung.

2012-12-15 23.44.55

Posisi Alat pengendali Mesin
Seorang penjahit dapat menderita sakit punggung bila alat pengendali mesin tidak diletakkan dengan tepat, seperti pedal/alat pengendali yang digerakkan oleh lutut. Pedal hendaknya diletakkan pada tempat yang nyaman, biasanya ditengah antara bagian depan dan bagian belakang bangku, meskipun mungkin berbeda antara satu operator dengan yang lainnya. Bila pedal diletakkan terlalu dekat dengan bagian depan, kursinya harus agak ditarik kebelakang, menyebabkan penjahit duduknya agak menjauh dari sandaran kursi.
Pijakan lutut harus diletakkan sedemikian rupa sehingga lutut dapat memakainya. Bila diletakkan pada tempat yang tidak tepat, sebetulnya pijakan tersebut dioperasikan oleh pinggul. Ini berarti kaki harus banyak bergerak dan akan menimbulkan rasa capek. Bila mesinnya disesuaikan dengan pijakan kaki bukan pijakan lutut, harus ditempatkan sedekat mungkin dengan pedal dan benar-benar setingkat.

2012-12-15 23.49.02

Pengaturan Mesin Jahit untuk Menjaga Posisi Terbaik Operator yang Benar

2012-12-16 11.42.00

Sudut pedal        : atur pedal (A) dengan sudut 15 derajat dari lantai.
Tinggi kursi        : atur ketinggian kursi (B) sehingga terletak sejajar dengan alas kaki
dan kedua kaki berada di atas pedal. Sudut antara telapak kaki dan paha bagian bawah (C) harus kurang lebih 90o dan sudut antara paha dan betis (D) harus kurang lebih 100o.
Sandaran kursi   : atur sandaran kursi (E) untuk menjaga punggung bagian bawah
(pinggang) pada saat operator duduk tegak.
Tinggi mesin       : pada saat mengatur ketinggian mesin (F) dua faktor harus dipertimbangkan :
a.    Visual : operator harus melihat apa yang sedang dikerjakan tanpa harus menundukkan atau menengadahkan kepala lebih dari 30o sambil menjaga postur tubuh yang baik.
b.    Tangan : ketinggian tangan yang bekerja adalah antara bahu dan jantung. Akan lebih baik jika meja kerja yang digunakan hampir setinggi bahu.
Untuk mengatur ketinggian mesin, pertimbangan syarat visual/jarak pandang terlebih dahulu, karena hal tersebut akan berdampak pada postur tubuh dan pada tangan.
Pengaturan pedal: atur pedal (G) sedemikian rupa sehingga operator mendapatkan jarak
yang nyaman dan aman untuk bekerja dan mempertahankan postur tubuh yang baik.
Pijakan lutut        : atur pijakan lutut (jika terpasang) (H) sedekat mungkin dengan lutut sehingga dapat dioperasikan tanpa harus mengangkat pergelangan kaki.
Cara Bekerja
Membiasakan cara bekerja yang baik dan benar adalah penting, agar dapat menjamin keselamatan kerja. Perhatikan beberapa hal cara bekerja yang baik :
–    Sebelum mulai pekerjaan periksa semua peralatan dan keadaan lingkungan
–    Gunakan alat pelindung diri
–    Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
–    Perhatikan setiap langkah-langkah kerjanya
–    Perhatikan jenis bahan dan alat kerja yang digunakan
–    Tanyakan kepada fasilitator bila tidak mengerti
–    Laporkan segera bila terjadi kerusakan kepada yang berkompeten
–    Setelah selesai pekerjaan teliti kembali dengan membersihkan alat dan lingkungan kerja serta mengemas peralatan
Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
Macam-macam alat pelindung diri:
a.    Alat pelindung kepala
Manfaat :
–    Melindungi rambut pekerja supaya tidak terjerat mesin yang berputar
–    Melindungi kepala dari panas radiasi, api, percikan bahan kimia
–    Melindungi dari benturan, tertimpa benda
Contoh : Topi pelindung, helmet, caping
b.    Pelindung mata
Manfaat :
–    Melindungi mata dari percikan bahan kimia, debu, radiasi, panas, bunga api
–    Untuk melindungi mata dari radiasi
Contoh : kacamata dengan/tanpa pelindung samping, goggless, tameng muka
c.    Masker hidung (respirator)
Berfungsi untuk mengamankan pekerja dari gangguan pernafasan terhadap kotoran/debu/bahan kimia.
d.    Pelindung tangan
Perlindungan terhadap anggota tunuh yang satu ini meliputi perlindungan terhadap bahaya seperti :
–    Melindungi
–    Temperatur yang ekstrim, baik terlalu panas/terlalu dingin
–    Zat kimia kaustik
–    Benda-benda berat atau tajam
Contoh : sarung tangan, holder, pads
e.    Pelindung kaki
Pelindung kaki atau safety shoes melindungi kaki terhadap benturan, tusukan, irisan goresan bahan-bahan kimia. Temperatur yang ekstrim baik terlalu tinggi maupun rendah, kumparan kawat-kawat yang beraliran listrik dan lantai yang licin agar tidak jatuh.
Contoh : sepatu karet hak rendah
f.    Baju pengaman
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan adalah : pemakaiannya harus fit, dan dalam keadaan tubuh yang baik. Tidak terlalu kencang dan kaku sehingga membatasi gerakan, namun juga jangan terlalu longgar, sehingga mengundang bahaya tergulung mesin atau kecantol bagian-bagian mesin yang menonjol sehinggga menyebabkan jatuh.
Contoh : baju kerja, celemek

Tentang k3tium

sehat dan bersemangat
Pos ini dipublikasikan di BuS1A12-DeviTriuhromirantikaWahid, Dwi Astuti Sih Apsari. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar